Jakarta, 05 Desember 2024 | Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan temen-temen penggiat social community development yang selalu semangat mengangkat isu “sustainability” atau keberlanjutan di perusahaan. Kemudian mereka mendorong saya untuk memikirkan bagaimana konsep “sustainability” tersebut kemudian diselaraskan dengan aspek keamanan. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk melindungi planet melalui pencapaian 17 tujuan “Sustainable Development Goals (SDGs)” sampai tahun 2030.
Dalam tulisan ini saya mencoba menyampaikan buah pikiran bahwa penerapan konsep keberlanjutan dalam keamanan perusahaan, membutuhkan peran aktif perusahaan dalam menangani aspek “social” dan “governance” atau kepatuhan hukum untuk menciptakan lingkungan yang aman, beretika, dan transparan. Dari aspek “sosial”, perusahaan harus mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan karyawan, komunitas, dan pemangku kepentingan. Hal ini termasuk menyediakan kondisi kerja yang adil, memastikan bahwa praktik keamanan menghormati hak dan privasi karyawan, memastikan kesejahteraan dan secara aktif mempromosikan budaya kerja yang aman.
Langkah implementasinya melalui pelatihan keamanan dan keselamatan rutin bagi setiap karyawan, menetapkan protokol yang jelas untuk keadaan darurat, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman. Selain itu, perusahaan harus terlibat dengan masyarakat melalui program-program sosial yang mendukung kondisi aman di lingkungan sekitar perusahaan dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat melalui program penciptaan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan akses ekonomi yang berdampak kepada masyarakat.
Untuk aspek “governance”, perusahaan perlu memastikan pengelolaan operasi keamanan fisik dan siber yang transparan, etis, dan akuntabel. Tata kelola yang kuat berarti menerapkan kebijakan yang jelas dan selaras dengan standar hukum dan etika, memastikan bahwa langkah-langkah keamanan mematuhi peraturan dan undang-undang perlindungan data pribadi (UUPDP). Hal ini mencakup audit rutin, pelaporan praktik keamanan yang transparan, dan struktur akuntabilitas yang jelas untuk pengambilan keputusan keamanan.
Melalui praktik “social” dan “governance” ini, perusahaan dapat membangun kepercayaan di antara karyawan, pemangku kepentingan, dan masyarakat, menyelaraskan strategi keamanan mereka dengan tujuan keberlanjutan yang lebih luas. “Sustainable Security” yang berkelanjutan mengubah cara kita berpikir tentang keamanan di dunia yang terus berubah dan terkoneksi secara global saat ini. Daripada hanya berfokus pada ancaman tradisional, kita juga perlu membantu meningkatkan kesejahteraan pelaku keamanan (karyawan, satpam dan masyarakat), mendorong implementasi strategi pengamanan berbasis analisis risiko untuk mendukung pembangunan dan berupaya melindungi kepentingan perusahaan, karyawan dan masyarakat secara lebih luas.
Leonard Abdul Aziz
Ketua Umum Asosiasi Pengguna Jasa Sekuriti Indonesia (APJASI)
